penyakit abses paru




<![endif]-->



Abses paru

            Abses paru adalah keadaan yang menandakan terbentuknya rongga berisi nanah yang terdiri dari sel-sel atau jaringan paru-paru yang mati dan cairan akibat infeksi bakteri pada paru.


Penyebab abses paru

            Abses paru umumnya muncul sebagai komplikasi dari pneumonia aspirasi akibat bakteri anaerob dimulut. Penderita abses paru biasanya memiliki masalah dengan jaringan disekitar gigi ( periodontal ) bakteri bakteri yang berasal dari celah gusi sampai keseluruh napas bawah dan menimbulkan enfeksi. Infeksi ini dapat terjadi jika sistem pertahanan tubuh sedang menurun. Hal ini dapat terjadi pada :
=        Orang-orang yang sedang dalam kedaan tidak sadar atau sangat mengantuk karena pengaruh obat bius, penenang, atau mabuk alkohol.
=        Penderita penyakit sistem saraf. Jika bakteri tersebut tidak dapat dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh, maka akan terjadi pneumonia aspirasi dan dalam kurun waktu 7-14 hari kemudian akan berkembang menjadi kematian jaringan ( nekrosis ), yang berakhir dengan pembentukan nanah  (abses).
=        Penderita bakteri pasif ( bakteremia ) atau endokarditis katup trikuspadalis, akibat embolik septik pada paru-paru.

Pada 89% kasus, penyebab penyakit abses paru adalah bakteri aneorob. Yang paling sering adalah peptostreptococcus , bacteroides, fosobacterium, dan microaeropbilic streptococcus. Namun bakteri gram negatif serta bakteri lain seperti stapbylococcus pneumoniae, klebsiella pneumoniae, haemophilus influenza, spesies actinomyses dan nocardia, juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini. Adapula penyebab nonbakteri yang bisa menyebab abses paru, antara lain parasit ( paragonimus, entamoeba ) dan jamur ( aspergillus, cryptococcus, histoplasma, blastomyces, coccidioides, mycobacteria ).

Gejala Abses paru

            Gejala awal menyerupai pneumonia, yaitu kelelahan, nafsumakan hilang, berat badan menurun, berkeringan, demam, serta batuk berdahak yang terkadang mengandung darah. Dahak sering kali berbau busuk karena bakteri dari mulut atau kerongkongan cenderung menghasilkan bau busuk. Ketika bernapas, penderita juga bisa merasakan nyeri dada, terutama jika telah terjadi peradangan pada selaput paru ( pliura )

Diagnosis Abses paru

            Diangnosis abses paru tidak bisa ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis atau pemeriksaan fisik saja. Didiga abses paru dengan gejala yang mirip pneumonia terjadi pada keadaan keadaan berikut :
·        Kelainan sistem saraf
·        Penyalahgunaan alkohol atau obat lainnya
·        Penurunan kesadaran karena berbagai sebab
Pemeriksaan sinar- X atau rotgen dada seringa kali bisa menunjukkan keberadaan abses paru yang tampak sebagai rongga dengan bentuk tidak beraturan dan didalamnya tampak perbatasan udara serta cairan nanah. Abses paru akibat aspirasi paling sering menyerang segmen paru lobus belakang ( posterior ) atau segmen superior paru lobus bawah. Ketebalan dinding abses paru bervariasi, bisa tipis atau tebal, batasnya bisa jelas, bisa juga samar-samar. Selain itu, dinding terkadang licin namum bisa pula kasar. Gambarang yang lebih jelas bisa terlihat pada CT-Scan.
            Untuuk dapat  membantu menentukan organisme penyebab terjadinya abses, biakan dahak dari paru-paru dapat digunakan.


Pengobatan Abses paru

abses paru diobati engan antibiotik, baik intravena ( melalui pembuluh darah ) maupun per-oral  ( melalui mulut ). Pengobatan ini dilanjutkan hingga gejalanya hilang dan rontgen dada menunjukkan bahwa abses sudah hilang. Untuk pencapaian perbaikan seperti ini, biasanya antibiotik diberikan sealama 4-6 minggu. Pada rongga berukuran besar ( diameter lebih dari 6 cm ) biasanya perlu dilakukan terapi jangka panjang lebih dari 6 minggu.
            Perbaikan klinis, yaitumenurunkan panas tubuh, biasanya terjadi dalam kurun waktu 7-10 hari pemberian antibiotik panas tidak juga turun, berarti telah terjadi kegagalan terapi dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut untuk menetukan penyebab kegagalan tersebut.
            Hal-hal yang perlu di pertimbangkan pada penderita yang responnya terhadap pemberian antibiotik buruk adalah menyumbat saluran pernapasan (bronkial) oleh benda asing atau tumor, atau telah terjadi infeksi bakteri, mikro bakteri maupun jamur yang resisten terhadap antibiotika yang diberikan.
            Pada abses paru tanpa komplikasi sangat jarang dilakukan pembedahan biasanya adalahkegagalan terhadap terapi medis, kecurigaan adanya tumor atau kelainan batuk paru-paru bawaan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengangkat lobus paru adalah lobektomi atau  pneumonektomi.


EmoticonEmoticon