penyakit pneumonia

Sumber gambar : www.emedicinehealth.com


pneumonia adalahpneumonia eradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur.

penyebab penyakit pneumonia
pneumonia disebabkan oleh :
  • bakteri (kebanyakan menyebabkan pneumonia pada orang dewasa), antara lain streptococcus pneumonia, stapbylococcus aureus, legionella, bemopbilus influenza.
  • virus, virus influenza, cacar air (cbicken pox)
  • organisme yang serupa dengan bakteri,micoplasma pneumonia (terutama menyerang pada anak anak dan dewasa muda)
  • jamur jenis tertentu 
adapun cara mikro organisme tersebut sampai ke paru-paru melalui :
  • inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara
  • aliran darah, dari infeksi di organ tubuh lainnya
  • migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru
faktor resiko penyakit pneumonia
      beberapa orang yang cenderung rentan terserang pneumonia :
  • peminum alkohol
  • perokok
  • penderita diabetes
  • penderita gagal jantung
  • penderita penyakit paru obstruktif menahun (PPOM)
  • gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan,)
  • gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS)
pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan dibagian perut)
atau cedera ( terutama di bagian dada ), sebagai akibat dari dangkalnya pernapasan, gangguan terhadap kemampuan batuk, serta lendir yang tertahan terutama oleh stapbylococcus aureus, pneumokokus, hemopbilus influenza, atau kombinasi ketiganya. 
          Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, dan kebanyak oleh bakteri streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Sementara itu, pneuminia pada anak paling sering disebabkan oleh virus pernapasan an puncaknya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada usia sekolah. Pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumoniae.
           Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara perolehannya, yang dapat digolongkan kedalam fua kategori, yaitu "community-acquired" (diperoleh diluar institusi kesehatan) dan "hospital-acquired" (diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Pneumonia yang didapat di luar institusi kesehatan kebanyakan disebabkan oleh streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang diperoleh dirumah sakit cenderung lebih serius karena pada saat menjalani perawatan dirumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi sering kali mengalami penurunan dan terdapat kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik.


Gejala penyakit pneumonia 

        gejala gejala yang bisa mincul :

 » batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan, atau seperti nanah.
 » nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik napas dalam atau batuk).
 » menggigil
 » demam
 » mudah lelah
 » sesak napas
 » sakit kepala
 » nafsu makan berkurang
 » mual dan muntah
 » tidak enak badan
 » sendi dan otot kaku
 » kulit lembab
 » batuk darah
 » pernapasan cepat
 » cemas, stress, tegang
 » nyeri dibagian perut

Diagnosis penyakit pneumonia

        Pada pemeriksaan dada dengan stetoskop akan terdengar suara ronki (bunyi napas kasar). Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan :

 » rontgen dada
 » pembiakan darah
 » perhitungan jenis darah
 » analisis gas darah arteri


Pengobatan penyakit pneumonia

         Kepada penderita yang penyakitnya tidak tetlalu berat bisa diberikan antibiotik per-oral dan penderita harus beristirahat dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak napas, penyakit, atau penyakit paru paru lainnya, harus dirawat dirumah sakit dan diberi antibiotik melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena, danalat bantu pernapasan mekanik. Sebaguan besar penderita akan memberikan respons tterhadap pengobatan dan keadaannya membaik m waktu 2 minggu.


Pencegahan penyakit pneumonia

         Untuk orang-orang yang rentan terserang pneumonia, disarankan untuk melakukan beberapa tindakan pencegahan, seperti latihan pernapasan dalam yang berguna untuk dapat membuang dahak. 
         Selain itu, vaksinasi dapat membantu mencegah sejumlah jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi menderitanya. Vaksinasi tersebut antaralain :

 » vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena streptococcus pneumoniae)
 » vaksin flu
 » vaksin HIB (untuk mencegah pneumonia karena haemopbilus influenzae type b)

penyakit pilek atau flu


sumber gambar : www.onlinehealthissues.com


Pilek/flu  atau common cold adalah suatu infeksi virus pada selaput lendir hidung,sinus,dan saluran napas besar.

Pentebab pilek
Berbagai virus dapat menyebabkan terjadinya pilek, antara lain:
·         Picornavirus (contohnya rhinovirus)
·         Virus influenza
·         Virus sinsial pernapasan
Ketiganya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita.
                Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertularpilek pada suatu saat dibandingkan waktu lainnya. Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko penularan. Kesehatan penderita secara umum dan kebiasaan makan seseorang tampaknya juga tidak memengaruhi hal tersebut.
                Kelompok yang secara pasti lebih mudah tertular adalah orang orang yang:
·         Memiliki kelainan pada hidung atau tenggorokan ( misalnya pembesaran amandel)
·         Kelelahan atau stress emosional yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
·         Alergi dihidung atau tenggorokan
·         Wanita pada pertengahan siklus menstruasi

Gejala pilek
Gejala mulai timbul dalam waktu satu sampai 3 hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak dihidung atau tenggorokan. Kemudian pendaeri mulai bersin-bersin, mengalami hidung meler, dan merasakan sakit jaringan. Umumnya tidak timbul demam, tetapi demamnya ringan bias muncul pada saat terjadinya gejala.
                Pada awaalnya hidung mengelurkan cairan yang encer dan jernih dalam jumlah yang sangat banyak sehingga mengganggu penderita. Selanjutnya sehingga sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau, dan jumlahnya tidak terlalu banyak
                Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 Hari meskipun bstuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung hingga minggu kedua

Komplikasi pilek
                Komplikasi dapat memperpanjang gejala berikut ini:
·         Infeksi saluran napas ( trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
·         Gangguan pernapasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronchitis atau asma yang menetap
·         Infeksi bakteri pada telinga atau sinus

Diagnosis pilek
                Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala gejala yang mincul

Pengobatan pilek
                Diusahakan penderita selalu dalam keadaan hangat dan nyaman. Bila terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus beristirahat dengan menjalani tirah baring dirumah.
                Minum banyak cairan akan membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah dikeluarkan. Untuk meringankan nyeri atau demam pada anak anak maupun orang dewasa, bisa dibrikan parasetamol, asetaminofen, atau ibuprofen.
                Pada penderita dengan riwayat elergi, pemberian antihistamin bisa membantu mengeringkan hidung yang meler terus menerus. Alternative lainnya adalah memberikan obat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
                Menghirup uap atau kabut dari vaporizer dapat membantu mengencerkan secret da mengurangi sesak didada. Selain itu, mencuci ringga hidung dengan larutan garam isotonic dapat membantu mengeluarkan secret yang kental. Akan tetapi, batu meupakan satu satunya cara untuk membuang secret dan debris dari saluran napas. Oleh karena itu, senaiknya batuk tidak diobati, kecuali jika sangat menggangu  dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batunknya hebat, bias diberikan obat anti- batuk.
                Adapun antibiotic tidak efektif untuk mengobati common cold . antibiotic hanya diberikan jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, yaitu jika sekretnya berwarna kuning atau hijau.

Pencegahan pilek
                Antibody yang terbentuk ketika seseorang terserang pilek akan menurun setelah beberapa waktu dan virus penyebab pilek jumlahnya sangat banyak, sehingga kita terserang pilek dari waktu-waktu, sepanjang hidup kita. Vaksin yang efektif untuk setiap jenis virus pilek belum ditemukan

                Tindakan pencegahan yang terbaik adalah menjaga kebersihan. Banyak virus common cold ditularkan melalui kontak dengan ludah oeaang yang terinfeksi.oleh karena itu,untuk mengurangi penularan sebaiknya sering-seringlah mencuci tangan,membuang tisu kotor pada tempatnya,serta membersihkan permukaan barang-barang.  

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)



assalamualaikum wr.. wb.

1. PENGERTIAN Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

       sesuai judul kita pada kali ini saya akan menerbitkan satu artikel lagi yang berjudul Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) nah langsung saja kita ke pembahasannya.

       Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah suatu penyakit paru akibat penyumbatan menetap pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. PPOM lebih sering menyerang laki-laki dan sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga faktor keturunan dapat berperan menimbulkan penyakit ini.

      bekerja dilingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu dapat meningkatkan resiko terjadinya PPOM. namun pengaruh kebiasaan merokok lebih besar lagi, dimana sekitar 10-15% perokok menderita PPOM.

2. PENYEBAB Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)
     ada dua penyebab penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema adalah suatu pelebaran kantong udara kecil (alveoli) di peru-peru yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. dalam keadaan normal, sekumpulan alveoli yang terhubung ke saluran napas kecil (bronkioli) membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernapasan tetapp terbuka. pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. dengan demikian, ketika udara dikeluarkan, bronkioli akan mengerut. struktur saluran udara mengenpit dan sifatnya menetap.

     tubuh menghasilkan protein alfa-1-antitripsin yanag berperan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neotrofil estalase. ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi dimana seseorang tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin sehingga mempermudah terjadinya emfisema, terutama pada awal usia pertengahan (terutama terjadi pada perokok).

     bronkitis kronis adalah bentuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak. pada saluran napas kecil terjadi pembentukan jaringan parut, pembengkakan lapisan, penyumbatan persial oleh lendir, dan kontransi pada otot polosnya, sehingga terjadi penyempitan. dan jika terdapat zat zat iritan, akan menyebabkan peradangan pada alveoli tersebut. jika peradangan ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan yang menetap. pada alveoli yang meradaang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan penghubung didalam dinding alveoli.

     merokok akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada pertahanan peru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel sepeti rambut (silia) yang secara normal membawa lendir kemulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan beracun.

3. GEJALA Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)
     gejala-gejala awal PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun merokok, adalah batuk yang berlendir. batuk biasanya ringan dan sering dianggap sebagi batuk normal seorang perokok.

     selain itu, sering terjadi nyeri kepala dan pilek. selama pilek dahak menjadi kuning atau hijau karena ada nanah akibat infeksi sekunder oleh bakteri. setelah beberapa lama gejala tersebut akan semakin sering dirasakan. mengi/bengek pun bisa tumbul sebagai salah satu gejala PPOM.

    pada usia sekitar 60 tahun sering timbul sesak napas ketika bekerja dan bertambah parah secara perlahan akhirnya sesak napas akan dirasakan ketika melakukan kegiatan rutin sehari-hari, seperti dikamar mandi, mencuci pakaian, berpakaian, dan menyiapkan makanan. sekitar 30% penderita mengalami penurunan berat badan karena setelah selesai makan mereka sering mengalami sesak napas yang berat sehingga penderita sering tidak mau makan.

    gejla lain yang mungkin menyertai adalah pembengkakan pada kaki akibat gagal jantung pada stadium akhir bisa terjadi sesak napas berat, yang bahkan timbul ketika penderita tengah beristirahat, yang mengindikasikan adanya kegagalan pernapasan yang akut.

4. DIAGNOSIS Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)
    pada PPOM yang ringan mungkin tidak ditemukan kelainan selama pemeriksaan fisik, kecuali terdengar sejumlah suara mengi pada pemeriksaan menggunakan stetoskop. suara napas pada stetoskop juga terdengar lebih keras. biasanya hasil rotgen dada terlihat normal.untuk menunjukkan adanya sumbatan aliran udara dan untuk menegakkan diagnosis dilakukan pengukuran volume penghembusan napas dalam satu detik dengan menggunakan spirometri. pada PPOM akan terjado penurunan aliran udara selama penghembusa napas. jika PPOM terjadi pada usia muda, dicurigai terjadi kekurangan alfa-1-antitripsin sehingga perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar alfa-1-antitripsin secara lebih spesifik.

5. PENGOBATAN Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) 
     
    karena merokok merupakan penyebab kebanyakan kasus PPOM, pengobatan utama adalah berhenti merokok. menghentikan kebiasaan merokok saat penyumbatan aliran udara masih tergolong ringan atau sedang, akan memperlambat timbulnya sesak napas. sebenarnya, semakin cepat berhenti merokok pada stadium manapun dari penyakit ini kan memberikan banyak keuntungan. penderita juga harus menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnya diudara.
     penyebab penyumbatan aliran udara yang bisa diperbaiki adalah kontraksi otot, peradangan, dan peningkatan jumlah lendir.
     kontraksi otot dapat dikurangi dengan memberikan obat pelebar saluran napas (bronkodilator), termasuk agonis reseptor beta-adrenergik (albuterol inhaler) dan theopilin per-oral kerja lambat melalui mulut. peradangan bisa dikurangi dengan memberikan kortikosteroid, tetapi hanya 20% penderita yang merespon obat ini. sementara itu, untuk mengurangi kekentalan lendir sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk belum diketahui dengan pasti pengobatannya, tetapi menghindari dehidrasi dapan mencegah pengentalan lendir. karena itu minumlah cairan yanag cukup untuk menjanga terpenuhinya kebutuhan air. pada PPOM yang berat, tetapi pernapasan bisa membantu menghilangkan lendir di dada.

      terapi untuk mengatasi kekambuhan (eksaser-basiakut) dilakukan dengan cara :  

  • pemberian anti biotika : ampisilin 4 x 250 - 500 mg sehari atau eritromisin 4 x 500 mg sehari, karna umumnya kekambuhan terjadi akibat H. influenza dan S.pneumonia. dapat pula diberikan antibiotika lain sesuai indikasi, seperto amoksilin, kontrimoksasol, doksisiklin, dan lain sebagainnya.
  • terapi oksigen jangka panjang  akan memperpanjang jangka usia hidup penderita PPOM berat dan penderita dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah.oksigen diberikan 12 jam sehari. hal ini akan mengurangi kelebihan sel darah merah yang terjadi akibat menurunya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki fungsi mental dan memperbaiki gagal jantung akibat PPOM. tetapi oksigen juga dapat memperbaiki sesak napas selamaa beraktivitas.
pengobatan PPOM lainnya adalah melalui progran latihan. adapun program latihan tersebut bisa dilakukan dirumah dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta kemandirian penderita, menurunkan frekuensi lamanya perawatan dirumah sakit, serta meningkatkan kemampuan paru-paru meskipun fungsinya belum sembuh total. untuk melatih kaki bisa dilakukan latihan sepeda statis. naik turun tangga, serta berjalan. untuk melatih lengan bisa dilakukan latihan angkat beban.

untuk penderita dengan kekurangan alfa-1-antitripsin berat, bisa diberikan protein pengganti melalui infus setiap minggu. selain itu, pencangkokan paru paru dilakukan pada penderita yang umurnya masih dibawah 50 tahun.

pada penderita dengan emfisema berat bisa dilakukan pembedahan yang disebut operasi reduksi volume paru-paru. penderita harus berhenti merokok setidaknya 6 bulan sebelum operasi dilakukan dan menjalani program latihan yang intensif . pembedahan akan memperbaiki fungsi paru-paru dan kemampuan berlatih.

6. PROGNOSIS Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

    sejumlah 30% penderita PPOM dengan sumbatang yang beraat akan meninggal dalam kurun waktu 1 tahun, kematian bisa terjadi akibat kegagalan pernapasan, pneuminia, pneumotoraks,(masuknya udara kedalam rongga paru), aritmia jantung atau emboli paru (penyumbatan arteri yang mengarah ke paru-paru). penderita PPOM juga beresiko tinggi terserang kangker paru-paru.

7. PENCEGAHAN Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

    jika penderita mengalami influenza atau pneumonia, PPOM akan semakin memburuk. karena itu, penderita PPOM harus melakukan vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksinasi pneumokokus setiap 6 tahun atau lebih.

Knapa menggelitik diri tidak geli


Assalamualaikum.wr..wb
Geli adalah respons dari indra peraba atau perasa yang dikontrol oleh saraf sensorik, kita sering digelitik oleh teman, saat bermain atau saat becada ria, namun apa yang anda rasakan, anda geli kan, itu adalah hal yang wajar dan itu pertandanya anda masih sehat, saraf anda masih bekerja dengan baik. Terus kenapa kalo kita menggelitik diri kita sendiri tidak ada rasa atau sensasi geli. Ok kita akan membahasnya.
(Sumber gambar : Hello-PET.com)


» PERNAHKAH ANDA MELAKUKAN MENGGELITIK DIRI ANDA SENDIRI
Jika anda belum pernah melakukannya coba anda lakukan sekarang.....! Nah gimana rasanya, pasti anda tidak geli kan, itu benar anda pasti tidak geli kecuali anda mengindap suatu penyakit dan juga akan kita bahas juga nanti dibawah. Nah bagaimana kalo anda sudah mengelitik diri anda sendiri, dan anda pasti bertanya-tanya kok bisa ya, kenapa bisa, apakah ada sihir..... hehe tenang aja. Gk ada sihir disini. Saat anda penasaran pasti anda berpikir apa sih jawabannya, pasti sangat rumit. Hehehe. Sebenarnya jawabannya sangat sederhana, kalau anda berpikirnya secara tenang pasti anda menemukan jawabannya. Kalo tidak dapat pun gk apa apa kan kita akan menjelaskannya disini. Sebelum kita melanjutkan ke pembahasan pokok kita ulang dulu yok pembahasan tentang perintah atau tanggapan otak terhadap ransangan. Itu pelajaran SMA loh.   Kalo gk salah kelas 2 SMA dulu saya belajar materi itu. Materi itu berhubungan dengan materi gerak refleks.


» APA ITU RANSANGAN
Ransangan terbagi dua bagian

1.) Ransangan dari luar
Ransangan dari luar adalah ransangan yang berasal dari luar tubuh, misalnya digelitik (menimbulkan rasa geli), dipukul (menimbulkan rasa sakit), di panggil (menimbulkan respon untuk menengok kearah asalnya suara) dan lain lain sebagainya.

2.) Ransangan dari dalam
Ransangan dari dalam adalah ransangan yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri, contohnya : sakit perut, lapar, dan lain sebagainya.

Nah kalo kita sudah mengetahui ransangan kita lanjut lagi ke respons.


» APA ITU RESPONS
Respons adalah tanggapan otak dari ransangan baik itu dari luar maupun dari dalam yang dideteksi oleh saraf saraf dan diterjemahkan oleh otak. Anda masih belum mengerti, saya berikan contoh.

Jika anda terinjak duri maka saraf saraf tepi yang berada di telapak kaki anda mendeteksi dan mengirimnya ke otak anda. Kemudian otak anda menerjemahkan kalo itu sakit, maka pesan dikirim lagi ketempat dimana luka terinjak duri tersebut, maka hasilnya sakit, kemudian otak memerintah lagi mata anda supa melihat apa penyebab kaki anda sakit, kemudian mata melihatnya dan mata mengirim lagi gambar yang ditangkap ke otak dan otak menerjemahkan nya bahwa itu duri.
Nah seperti itulah. Ok kalo anda sudah paham kita langsung saja ke pembahasan judulnya.


»KENAPA MENGGELITIK DIRI SENDIRI TIDAK GELI
Nah kalau anda sudah paham tentang pembahasan diatas anda juga pasti sangan paham tentang penjelasan ini.

Langsung saja ke contoh ya.
Saya menggelitik diri saya, kenapa saya tidak ada sespons geli. Itu dikarenakan tidak ada afek kejutan. Kenapa begitu. Kan yang menggelitik saya, saya sendiri. Yang memerintahkan menggelitik kan otak. Dan dimana jari saya akan jatuh saat saya menggelitik bahkan otak juga sudah tau. Jadi tidak ada efek terkejut atau kaget. Makanya tidak geli.

Bagimana sudah paham kah.
Nah kalau anda merasa geli saat menggelitik diri anda sendiri maka anda berarti mengindap penyakit Skizofrenia. Untuk penjelasan Skizofrenia kita akan bahas di artikel mendatang.

Nah sikian postingan saya semoga bermanfaat. Kalau ada pertanyaan boleh tanyakan di kolom komentar. Tetimakasih.
Klik ikuti ya. Heheheh

makalah thypoid

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemis di Asia, Afrika, Amerika latin, Karibia, Oceania dan jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa.
Demam thypoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah,cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Penyebabnya adalah kuman sallmonela thypi atau sallmonela paratypi A, B dan C.
Penyakit typhus abdominallis sangat cepat penularanya yaitu melalui kontak dengan seseorang yang menderita penyakit typhus, kurangnya kebersihan pada minuman dan makanan, susu dan tempat susu yang kurang kebersihannya menjadi tempat untuk pembiakan bakteri salmonella, pembuangan kotoran yang tak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit typhus.
Dalam masyarakat, penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi didalam dunia kedokteran disebut dengan Typoid fever atau thypus abdominalis, karena pada umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa jadi luka dan menyebabkan pendarahan serta bisa mengakibatkan kebocoran usus.

2.      Rumusan Masalah
1.      Bagaiamana Konsep Teori Penyakit Thypoid ?
2.      Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Thypoid ?

3.      Tujuan
1.    Tujuan umum :
Mahasiswa dapat mengetahui dan mencegah terjadinya Demam Thypoid serta mengimplementasikan asuhan keperawatan demam thypoid di lapangan.
2.    Tujuan khusus :
Mengetahui konsep medik dan  asuhan keperawatan pada penyakit Demam Thypoid

4.      Manfaat Penulisan
1.      Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai Konsep Teoritis Penyakit Thypoid.
2.      Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Penaykit Thypoid.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis Penyakit Thypoid
1. Anatomi dan Fisiologi Usus Halus
            Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus usus dua belas jari (duedenum), usus kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
            Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6-8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jenjot-jenjot. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap penyerapan makanan.
            Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul- molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa.
            Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi gliserol dan asam lemak. Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
a.       Cairan empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masik ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak di cernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein,dan merangsang gerak peristaltik usus.
b.      Getah pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes militus. Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tida macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, teipsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
c.       Getah usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim sebagai berikut.
1.      Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi galaktosa dan fruktosa.
2.      Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses penecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3.      Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4.      Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino,asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorbsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejenum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
2. Definisi
            Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi (Arif Mansjoer,2003), selanjutnya menurut Arif Mansjoer (2003) Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. Penyakit ini lebih banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70-80%), namun juga banyak di jumpai pada usia 30- 40 tahun (10-20%) dan di atas usia 12 atau 13 tahun,yakni sebanyak 5-10%.
Muhammad Ardiansyah (2012) Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus menimbulkan gejala-gejala klinis yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella Paratyphi A, B, C, menurut Noer Saifoellah (2001) Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama atau menyebabkan enteritis akut.
            Demam thypoid ( thypus abdominalis, enteric fever) adalah infeksi pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan kuman Salmonella enterika, khususnya varian-varian turunannya, yaitu Salmonella typhi, Paratyphi A, Paratyphi B, dan Paratyphi C. Kuman-kuman tersebut menyerang saluran pencernaan, terutama di perut dan usus. Typhus abdominalis sendiri merupakan penyakit infeksi akut yang selalu ditemukan di masyarakat (endemik) Indonesia. Penderitanya juga beragam, mulai dari usia balita, anak-anak,dan dewasa (Suratum dan Lusianah,2010).
3. Etiologi
            Etiologi Typus Abdominalis adalah Salmonella Typhi, Salmonella Paratyphi A, Salmonella Paratyphi B, Samonella Paratyphi C ( Arief Mansjoer,2003). Wujudnya berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah  sedikit dan pH pertumbuhan 6-8 serta mati pada suhu 700 C maupun oleh antiseptik. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella Typhi mempunyai 3 macam antigen yaitu :
a.       Antigen O = Ohno Hauch = Somatik antigen ( tidak menyebar)
b.      Antigen H = Hauch (menyebar),terdapat pada flagella dan bersifat termolabil.
c.       Antigen V1 = Kapsul : merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O antigen terhadap fagositosis.
4. Patofisiologi
            Kuman Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plak penyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Bila terjadi komplikasi perdarahan dab perforasi intestinal, kuman menembus lamina probia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus. Salmonella typhi lain dapat mencapai hti melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi bersarang di plak penyeri, limfa, hati, dan bagian- bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut berkembangbiak. Salmonella typhi dan endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam (Arief Mansjoer,2003).
5. Manifestasi Klinis
            Menurut Arif Mansjoer (2003), masa inkubasi rata-rata 2 minggu, gejala yang timbul tiba-tiba atau berangsur-angsur. Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore dan malam hari (bersifat fenris remitont). Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anoreksia,nyeri kepala,rasa tidak enak diperut, nyeri otot, mual, batuk, epitaksis, obstipasi/diare. Pada minggu ke II gejala sudah jelas dapat berupa demam, brakikardi, lidah yang khas (ptih, kotor, pinngirnya hiperemi),hepatomegali,meteorismus dan penurunan kesadaran dari ringan sampai berat, umumnya apatis (seolah-olah berkabut,Typhos = kabut).
6. Pemeriksaan Diagnostik
            Biakan darah positif memastikan demam Typhoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan demam Typhoid. Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam Typhoid. Peningkatan titer uji widal tes 4 kali lipat selama 2-3 minggu memastikan diagnosis demam Typhoid. Reaksi widal tes tunggal dengan titer antibodi O 1/320 atau titer antibodi H 1/640 menyokong diagnosis demam Thypoid pada pasien dengan gambaran klinis yang khas. Pada beberapa pasien, uji widal tes tetap negatif pada pemeriksaan ulang walaupun biakan darag positif (Arif Mansjoer, 2003).
1.      Uji widal
Uji widal adalah ssuatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diatasi di laboratirium. Tujuan dari uji widal ini adalah tidak menentukan adanay aglutinin  dalam serum klien yang di sangka menderita typhoid akibat infeksi dan salmonella typhi, klien membuat antibody atau aglutinin yaitu :
a.       Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari tubuh kuman).
b.      Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
c.       Aglutinin V1, ynag dibuat karena rangsangan antigen V1 (berasal dari simpanan kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya O maupun H sebesar 1a/50 pada akhir minggu I sudah mencurigakan, titer O 1/100 sudah sangat mencurigakan.
7. Penatalaksanaan
            Penatalaksanaan penyakit typhoid sampai saat ini dibagi menjadi tiga bagian (Bambang Setiyohadi,Aru W.Sudoyo, Idrus Alwi, 2006), yaitu :
1.      Istirahat dan Perawatan
Tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Tirah baring  dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti makanan, minuman, mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu mempercepat masa penyembuhan. Dalam perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yang dipakai. Psisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik serta hygiene perorangan tetap, perlu diperhatikan dan dijaga.
2.      Diet
Diet yang sesuai seperti jenis makanan padat, lunak dan cair, cukup kalori dan tinggi protein seperti rendah serat banyak mengkonsumsi vitamin C dan B kompleks. Pada penderita yang akut diberi bubur saring setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.


3.      Pemberian Antibiotik
a.       Klorampenikol
b.      Tiampenikol
c.       Kotrimoksazol
d.      Amoxcilin dan Ampisilin
e.       Sefalosporin generasi ketiga
8. Kompliksi
            Menurut (Arief Mansjoer, 2003),komplikasi demam Typhoid dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu :
a.       Komplikasi Intestinal
1)      Perdarahan usus
2)      Perforasi usus
3)      Ilius paralitik
b.      Komplikasi ekstraintestinal
1)      Komplikasi kardiovaskular : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan, sepsis),miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis.
2)      Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, atau koagulasi intra vaskular diseminata dan sindrom uremia hemolitik.
3)      Komplikasi paru : Pneumoni, Emfisema, dan Pleuritis.
4)      Komplikasi hepar dan kandung kemih :  Hepatitis  dan Kolelitiasis.
5)      Komplikasi ginjal : Glumerulonefritis, Pielonefritis dan Perinefritis.
6)      Komplikasi tulang : Osteomielitis, Periostitis, Spondilitis, dan  Arthritis.
7)      Komlikasi neuropsikiatrik : Delirium, Meningitis, Meningismus, Polyneuritis Perifer, Sindrom Gullain Barre, Psikosis,dan sindrom Katatonia.

B. Asuhan Keperawatan Pada Penderita Typhoid
            Berdasarkan tanda gejala penyakit Typhoid, maka asuhan keperawatan yang prioritas ditegakkan adalah menurut Suriadi (2001), berisikan tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, perencanaan pemulangan yaitu :
1.       Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji gejala dan meningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak ada nafsu makan, epitaksis, penurunan kesadaran.
a)      Data biografi : nama, alamat, umur, status perkawinan, tanggal MRS, dignosa medis, catatan kedatangan, keluarga yang dapat dihubungi.
b)      Riwayat kesehatan sekarang
Mengapa pasien masuk ke Rumah Sakit dan apa keluhan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
c)      Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
d)     Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
e)      Riwayat psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien.
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
f)       Pola fungsi kesehatan
1)      Pola nutrisi dan metabolisme :
Biasanya nafsu makan klien perkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.
2)      Pola istirahat dan tidur
Selama sakit pasien merasa tidak bisa istirahat karena pasien merasakan sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.


g)      Pemeriksaan fisik
1.)    Kesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu dikaji dari sadar-tidak sadar (composmentis-coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
2.)    Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala-kaki
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien/kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Di samping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena peningkatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang di butuhkan.
2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus, proses infeksi.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak nafsu makan, mual, dan kembung
c.       Reseko kurangnya volume cairan berhubungan dengaan kurangnya intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh
d.      Perubahan pessepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.
e.       Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
3.      Perencanaan keperawatan
a.       Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari siskulasi endotoksin pada hipotalamus.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil :
1)      Suhu tubuh normal : 36,5 – 37,5
2)      Badan terasa hangat
3)      Pasien nampak rileks
                        Intervensi :
1)      Pantau suhu klien
R: suhu 380C – 410C
2)      Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen pada tempat tidur sesuai kebutuhan.
R : Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
3)      Berikan kompres mandi hangat
R : Dapat membantu mengurangi demam.
4)      Kolaborasi pemberian anti piretik
R : Untuk menurunkan demam.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam  diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
1)      Tidak ada mual dan muntah
2)      Porsi makan dihabiskan 1 porsi
3)      Turgor kulit baik
4)      Pasien nampak bertenaga
5)      BB meningkat
Intervensi :
1)      Dorong tirah baring
R:menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi
2)      Anjurkan istirahat sebelum makan
R: menennangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.
3)      Berikan kebersihan oral
R: mulut yang bersih dapat menambahkan selera makan
4)      Sediakan makanan dan fentilasi yang baik
R: lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan
5)      Jelaskan pentinnya nutrisi yang ade kuat
R: nutrisi yang ade kuat akan membantu proses penyembuhan
6)      Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi iv sesuai indikasi
R: progam ini mengistirahatkan saluran gastrointestina semetara memberikan nutrisi penting     .
c.       Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder terhadap diare.
Kriteria hasil:
1)      Membran mukosa lembab
2)      Turgor kulit baik
3)      Pengisian kapiler baik
4)      Tanda vital stabil
5)      Keseimbangan masukan dan keluaran urine normal.
Intervensi:
1)      Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat.
R : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
2)      Obserfasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, turgol kulit dan pengisian kapiler
R : Menunjukan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi
3)      Kaji tanda vital
R : Demam menunjukan respon terhadap efek kehilangan cairan
4)      Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring
R : Colon di istirahatkan untuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus
5)      Kolaborasi untuk pemberian cairan parental
R : Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk mempertahankan kehilangan
d.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan terjadi toleransi aktifitas
Kriteria hasil:
1)      Pasien mampu melakukan kegiatan mandiri seperti makan, kekamar mandi.
2)      Pasien nampak rileks


Intervensi :
1)      Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
R : menyediakan energi yang digunakan untuk aktifitas
2)      Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
R : meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
3)      Tingkat kan aktifitas sesuai toleransi.
R : tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yanga menggangu periode istirahat.
4)      Berikan aktifitas hiburan yang tepat seperti nonton TV, dengan radio dan lain- lain
R : meningkatkan relaksasi dan menghemat energi.
4.      Implementasi 
Pelaksanaan tindakan atau implementasi adalah pemberian tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencan tindakan yang telah disusun setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dan dicatat dalam pencatatan keperawatan agar tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu cara pendekatan kepada klien efektif, teknik komunikasi terapi serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada klien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap yaitu independen, dependen, interdependen. Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dependen adalah tindakan yang sehubungan dengan tindakan pelaksanaan rencana tindakan medis dan interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter, keterampilan yang harus perawat punya dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kongnitif dan sifat psikomotor.
5.      Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah yang baru. Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Sedangkan, evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam thypoid ( thypus abdominalis, enteric fever) adalah infeksi pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan kuman Salmonella enterika, khususnya varian-varian turunannya, yaitu Salmonella typhi, Paratyphi A, Paratyphi B, dan Paratyphi C. Kuman-kuman tersebut menyerang saluran pencernaan, terutama di perut dan usus.
 Tanda dan gejalah :Minggu I Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut. Dan pada Minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.

B. Saran

Dalam penyusun makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan maka saran,kritikal,idea dari mahasiswa atau mahasiswi yang bersifat menambah dan membangun maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer.2003.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : FKUI.
Nugroho,taufan.2011.Asuhan Keperawatan:maternitas, anak, bedah, dan
            penyakit dalam.Yogyakarta : Nuha Medika.

Saifoellah,Noer,dkk.2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta.
Wijaya,Andra Satferi dan Yessi Meriza Putri.2013.KMB 2.Yogyakarta : Nuha
 Medika.

http://julismuharram.blogspot.co.id/ .2013.Muharam,Julis.Asuhan Keperawatan
 Pada Demam Thypoid.( Di Akses pada tanggal 28 September 2016 ).