makalah diet penyakit

KATA PENGANTAR


       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Jenis Diet Penyakit ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibuk Farah Mulziana,Skm selaku Dosen mata kuliah ilmu gizi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Jenis Diet Penyakit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.













DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C.      Tujuan pembahasan...................................................................................................... 1

BAB II  PEMBAHASAN
A.    . Pengertian Diet............................................................................................................. 2
B.      Macam-macam Diet...................................................................................................... 2
1.        Diet Energi Tinggi Protein Tinggi.......................................................................... 2
2.        Diet Energi Rendah............................................................................................... 4
3.        Diet Garam Rendah............................................................................................... 5
4.        Diet Serat Tinggi.................................................................................................... 5
5.        Diet Sisa Rendah................................................................................................... 6
6.        Diet Pada Tindakan Bedah.................................................................................... 7
7.        Diet Luka Bakar.................................................................................................. 10
8.        Diet Komplikasi Kehamilan................................................................................. 11
9.        Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu.......................................................... 12
10.    Diet Penyakit Diabetes Melitus........................................................................... 13
11.    Diet Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah....................................................... 14
12.    Diet Penyakit Ginjal dan Salura Kemih............................................................... 16
13.    Diet Penyakit Gout Artritis................................................................................. 18
14.    Diet Penyakit Kanker.......................................................................................... 19
15.    Diet Penyakit HIV/AIDS.................................................................................... 19

BAB III PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 22



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang
   Siring sekali kita melihat orang yang berdiet untuk mendapatkan tubuh yang ideal, biasanya orang tersebut tidak makan dalam porsi banyak, tidak makan makanan yang berlemak,dan yang terlalu bayak mengandung protein, ada juga yang ingin instan dengan mengkonsumsi obat-obatan, namun diet itu bukan hanya untuk menurunkan berat badan saja melainkan ada juga diet diet penyakit yang di lakukan untuk mencegah kambuh pada penyakit tertentu.
Sudah lama diketahui bahwa makanan memegang peran penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit.oleh sebab itu baik dalam keadaan sehat maupun sakit,susunan makanan perlu diatur dengan baik. Di rumah sakit, pengaturan diet ini memerlukan kerja sama erat antara berbagai profesi terkait seperti dokter, perawat, dietisien, dan profesi kesehatan lain.

B.            Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka kita dapat mengambil beberapa masalah yang akan menjadi pembahasan kita yaitu :

a.              Apa saja jenis diet penyakit...?
b.             Apa tujuan diet penyakit...?
c.              Dan apa syarat-syarat diet pada penyakit tertentu...?

C.            Tujuan pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a.              Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca
b.             Untuk mengetahui apa-apa saja yang termasuk diet penyakit, apa tujuan diet penyakit, dan apa syarat-syarat diet pada penyakit tertentu.




BAB II
PEMBAHASAN
A.          Pengertian Diet
Diet sering disalah artikan sebagai usaha mengurangi makan untuk mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah mengatur pola makan. Tentu saja, saat ini masih banyak orang yang menyalah artikan arti berat badan sendiri. Oleh karena itu perlu diluruskan mengenai arti menurunkan berat badan yang sebenarnya. Diet sangat akrab di kalangan kaum wanita, karena memang sebagian besar wanita tentu saja menginginkan tubuh yang ideal. Cara ini dipercaya dapat membantu mereka untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berat badan mereka juga tetap terkontrol dan terjaga Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan . Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal . Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet rendah kalori, diet rendag protein, diet jantung, diet rendah gula, diet rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam urat).Adapun demikian macammacam diet dan definisinya akan dirangkum dibawah ini :

B.          Macam- macam Diet
Diet terbagi kepada beberapa macam yaitu:
1.             Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
Diet energi tinggi protein tinggi ( ETPT ) adalah diet yang mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein tinggi. Diet ini di berikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
a.       Tujuan Diet
Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :
1)      Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang menigkat untuk mencegah dang mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2)      Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.
b.      Syarat Diet
Syarat-syarat diet energi tinggi protein tinggi adalah :
1)      Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2)      Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
3)      Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4)      Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5)      Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
6)      Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

c.       Macam diet dan indikasi pemberian
Diet energi tinggi protein tinggi di berikan kepada pasien :
1)      Kurang energi protein (KEP)
2)      Sebelum dan setelah operasi tertentu, multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi
3)      Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
4)      Hipertiroid, hamil, dan post-partum dimana kebutahan energi dan protein meningkat.

Menurut keadaan, pasien dapat di berikan salah satu dari dua macam diet energi tinggi protein tinggi ( ETPT ) seperti di bawah :
Ø  Diet energi tinggi protein tinggi I ( ETPT I )
Energi : 2600 kkal, protein : 100 g ( 2 g/kg BB )
Ø  Diet energi tinggi protein tinggi II ( ETPT II )
Energi : 3000 kkal, protein : 125 g (2,5 g/kg BB )

Bahan makanan yang di tambahkan pada makanan biasa

Bahan makanan


ETPT I

ETPT II
Berat (g)
Urt
Berat (g)
urt
susu
200
1 gsl
400
2 gls
Telur ayam
50
1 btr
100
2 btr
daging
50
1 ptg  sdg
100
2 ptg sdg
Formula komersial
200
1 gls
200
1 gls
Gula pasir
30
3 sdm
30
3        sdm

2.             Diet Energi Rendah
   Diet energi redah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuha normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan.
a.       Tujuan diet
Tujuan diet energi rendah adalah untuk :
1)      mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
2)      Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/.
3)      Mengurangi asupan energi , sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak -1 kg/minggu. Pastikan bahwa  yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
b.      Syarat diet
Syarat-syarat diet energi rendah adalah :
1)      Energi rendah, ditunjukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan di lakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak -1 kg / minggu, asupan energi di kurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
2)      Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan energi total.
3)      Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
4)      Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak sumber karbonhidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi , sebagai alternatif , bisa di gunakan gula buatan sebagai pengganti gila sederhana.
5)      Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
6)      Diajukan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
7)      Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

3.             Diet Garam Rendah
Yang di maksut dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHC), baking powder, natrium benzoat, daan vetsin(mono sodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium dari pada yang di butuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang di keluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang di konsumsi, sehingga terdapat keseimbanga.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang di butuhkan, sehingga tidak ada penetapan  kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari ( ekivalen denagn 2400 mg natrium).
Asupan naatrum yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi asensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
a.       Tujuan diet
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jarigan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
b.      Syarat diet
Syarat-syarat diet garam rendah adalah :
1)      Cukup energi, protein mineren dan vitamin
2)      Bentuk makan sesuai dengan keadaan penyakit
3)      Jumlah ntrium di sesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau hipertensi.

4.             Diet Serat Tinggi
Serat makanan adalah poli sakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabti. Serat tidak dapat di cerna oleh enzim cerna tetapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang banyak terdapat dalam bedak beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat gologan ini dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid dan devertikolois. Serat larut air yaitu paktin, gum, dan mukilase yang bnyak terdapat dalam hevermout, kacang-kcangan, sayur, dan buah-buahan, serat golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan kolestrol darah, sehingga menurunkan resiko, mencegah, atau meringan kan penyakit jantung koronerdan deslipidemia. Serat dapat mencegah kanker kolon dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam usus.
Pada umumnya, makanan serat tinggi mengandung energi rendah, denga demikian dapat membantu menurunkan berat badan. Diet serat tinggi menimbulkan rasa kenyang sehingga menunda rasa lapar. Saat ini di pasaran dapat produk serat dalam bentuk minuman, tetapi penggunaannya tidak di anjurkan. Asupan ,serat berlebihan dapat menumbulkan gas yang berlebihan dan diare, serta mengganggu penyerapan mineral seperti magnesium, zat besi, dan kalsium. Makanan tinggi serat alami lebih aman dan mengandung zat tinggi serta lebih murah. WHO menganjurkan asupan serta 25-30 g/hari.
a.              Tujuan diet
          Tujuan diet serat tinggi adalah u tuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat meransang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
b.             Syarat-syarat diet
Syarat-syarat diet serat tinggi adalah :
1)             Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas
2)             Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3)             Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4)             Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5)             Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna
6)             Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu meransang peristaltik usus.
7)             Serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras merah, roti  wbole wbeat, sayuran, dan buah.

5.             Diet Sisa Rendah
Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makananan yag tidak diserap seperti yang terdapat didalam susu dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar (liat). Disampig itu, makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.
a.       Tujuan Diet
Tujuan diet sisa rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meingggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume veses, dan tidak merngsang saluran cerna.
b.      Syarat diet
Syarta-syarat diet sisa rendah adalah:
1). Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktifitas.
2). Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3). lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4). Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
5). Menghindari energi makanan berserat tinggi dan seang sehingga asupan serat maksimal 8 g/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
6). Menghindari susu, produk susu, dan daging yang berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi perorangan.
7). Meghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
8). Makanan dimsak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin.
9). Makanan sering diberikan pada porsi kecil.
10). Bila deberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perl disertai suplai vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan perenteral.

6.             Diet Pada Tindakan Bedah
Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme pasca bedah tergantug berat ringannya pembedahan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekskresi notrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca bedah. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin c. cairan yang hilang perlu diganti.

1.             Diet pra-bedah
Diet prabedah adalah pengaturan makann yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan.
Pemberian diet prabedah tergantung pada:
1)      Kedaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh.
2)      Macam pembedahan: (a). Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan sirkumsisi atau khitan. (b). bedah manyor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah saluran cerna (lambung, usus halus, dan usus besar) da bedah diluar saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan sebagainya).
3)      Sifat operasi : segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi diet prabedah. Berencana atau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian diet prabedah sesuai status gizi dan macam pembedahan.
4)      Macam penyakit: (a). Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerbna, jantug, ginjal, sluran pernpasan, dan tulang. (b). penyakit penerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan hipertensi.

a.         Tujuan diet pra-bedah
Tujuan diet pra-bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada suatu pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan pnyembuhan luka.

b.      Syarat diet
Syarat- syarat diet pra-bedah adalah:
1.      Energi.
(a)    Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
(b)   Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi normal.
(c)    Bagi pasien degan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambahakan faktor stres sebesar 15% dari AMB (angka metabolisme basal).
(d)   Bagi pasien dengn penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan peyakitnya.
2.      Protein
(a)    Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
(b)   Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB.
(c)    Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
3.      Lemak cukup, yaitu 15,25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4.      Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuha energi total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.
5.      Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6.      Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7.      Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau air kecil di meja operasi).

2.             Diet Pasca-bedah
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantng pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
a.       Tujuan diet pasca-bedah
Tujuan diet pasca-bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan penigkatan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut: (1) memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein). (2) mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain. (3) memperbaiki ketidak seimbangan elektrolit dan cairan.
b.      Syarat diet
Diet pasca-bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentu cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti: (1) pasca-bedah kecil. Makan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal. (2) pasca-bedah besar makanan diberikan secara berhati-hati sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

7.             Diet Luka Bakar
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dpata disebabkan oleh ledakan, listrik, api, zat kimia, uap panas, minya panas, matahari, dan sebagainya.
a.       Tujuan diet
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan, dengana cara :
(1)   Mengusahakan dan mempercepat jaringan yang rusak.
(2)   Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
(3)   Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
(4)   Mencegah terjadinya gejala-gejala kekrangan zat gizi micro
b.      Syarat diet
Syarat-syarat diet luka bakar adalah:
(1)   Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi internal dini (NED)
(2)   kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar, yaitu: (a). Merurut curreri: 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar. (b). menurut asosiasi dietetik australia berdasarkan % luka bakar.
(3)   Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
(4)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(5)   Krbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total
(6)   Vitamin di berikan di atas angka kecukupan gizi (G) yang di anjurkan, untuk membantu mempercepat perumbuhan.
(7)   Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium.
(8)   Cairn tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangn cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan di tujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.

8.             Diet Komplikasi Kehamilan
1). Diet Hiperemesis
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yag berlebihan dalam waktu relatif lama.
a.       Tujuan Diet Hiperemesis
(1)   Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
(2)   Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
b.      Syarat diet Hiperemesis
(1)   Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi normal
(2)   Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
(3)   Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
(4)   Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
2). Diet Preeklampsia
Preeklampsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada minggu kedua puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan yang cepat (karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah, dan kesadaran menurun.
a.       Tujuan Diet Preeklampsia
(1)   Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
(2)   Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
(3)   Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
(4)   Mencapai keseimbangan nitroge
(5)   Menjaga agar penambahan berat bada tidak melebihi normal
(6)   Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamila atau setelah melahirkan.
b.      Syarat diet Preeklampsia
(1)   Energi dan zat gizi cukup
(2)   Gara diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air.
(3)   Protein tinggi (1 -2 g/kg berat badan)
(4)   Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.
(5)   Vitamin cukup; vitamin C dan  diberikan sedikit lebih tinggi
(6)   Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
(7)   Bentuk makanan sisesuaikan dengan kemampuan makan pasien
(8)   Cairan diberikan 2500 l sehari.

9.             Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu
1)      Diet penyakit hati
Hati merupakan salah satu alat tubuh yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
a.       Tujuan Diet
(1)   Eningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
(2)   Mencegah katabolisme protein
(3)   Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
(4)   Mencegah atau mengurangi asites, farises esofagus, dan hipertensi portal.
(5)   Mencegah koma hipatik
b.      Syarat diet
(1)   Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
(2)   Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
(3)   Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein
(4)   Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
(5)   Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites
(6)   Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontra indikasi
(7)   Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna

2)         Diet penyakit kandung empedu
Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati
a.       Tujuan diet
(1)   Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap
(2)   Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
(3)   Mengatasi malapsorbsi lemak
b.      Syarat diet
(1)   Energi sesuai kebutuhan
(2)   Protein agak tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB
(3)   Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedagkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total.
(4)   Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K.
(5)   Sera tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empudu dalam saluran cerna.
(6)   Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman

10.         Diet penyakit diabetes melitu
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami penigkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif.


a.       Tujuan diet
(1)   Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogeous), dengan obat penurut glukosa oral dan aktifitas fisik
(2)   Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
(3)   Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
(4)   Menghindari atau menangai komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jagka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
(5)   Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
(2)   Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
(3)   Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10 % dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
(4)   Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
(5)   Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
(6)   Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
(7)   Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat dalam sayur dan buah.
(8)   Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
(9)   Cukup vitamin dan mineral

11.         Diet Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
1.      Diet Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipit yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
a.       Tujuan diet
(1)   Menurutkan berat badan bila kegemukan
(2)   Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
(3)   Menurunkan asupan kolesterol makanan
(4)   Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana lipid
b.      Syarat diet
(1)   Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik
(2)   Lemak sedang, <30% dari kebutuha energi total
(3)   Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total
(4)   Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total
(5)   Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
(6)   Vitamin dan mineral cukup

2.      Diet Penyakit Jantung
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.
a.       Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
(2)   Menurutkan berat badan bila terlalu gemuk.
(3)   Mecegah atau menghilangkan  penimbunan garam atau air.
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup, untuk mencapai da mempertahankan berat badan normal
(2)   Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
(3)   Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10 % berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh
(4)   Kolesterol rendah terutama jika disertai denagan dislipidemia
(5)   Vitamin dan mineral cukup
(6)   Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
(7)   makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
(8)   Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
(9)   Cairan cukup, + 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
(10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
(11) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, perenteral, atau suplemen gizi.
3.      Penyakit stroke
Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah.
a.       Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan secukupnya ntuk memeuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
(2)   Memperbaiki keadaan stroke, seperti disvagia, pneumonia, kelainan ginjal, dekubitus.
(3)   Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup yaitu 25-45 kkal/kgBB.
(2)   Protei cukup, yaitu 0,8-1 g/kg BB.
(3)   Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total
(5)   Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, , asam folat, , C, dan E.
(6)   Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium.
(7)   Serat cukup, untuk membatu menurunkan kadar kolestrol darah dan mencegah konstipasi.
(8)   Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan di batasi.
(9)   Bentuk makanan di sesuaikan keadaan pasien.
(10)                Makanan di berikan dalam porsi kecil dan saring.

12.         Diet Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih
1.      Diet Sindroma Nefrotik
sindroma nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagi akibat meningkatnya permeabilitas membran kapiler glomerulus.
a.       Tujuan diet
(1)   Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
(2)   Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
(3)   Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
(4)   Mengontrol hipertensi.
(5)   Mengatasi anoreksia.
b.      Syarat diet
(1)   Eneri cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BB per hari.
(2)   Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB di tambahkan jumlah protein yang di keluarkan melalui urine.
(3)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat sebagai kebutuhan energi.
(5)   Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema
(6)   Kolestrol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah.
(7)   Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan di keluarkan melalui urin ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernapasan.
2.      Diet Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang terlihat pada penurunan glomerulo filtration rate (GFR) atau tes kliren kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme.
a.       Tujuan diet
(1)   Memberikan maknan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
(2)   Menurunkan kadar ureun darah.
(3)   Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
(4)   Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat penyembuhan wanita.
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB.
(2)   Protei di sesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
(3)   Lemak sedang, yaitu, 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5 g/kg BB.
(4)   Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak.
(5)   Natrium dan kalium di batasi bila ada anuria.
(6)   Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin + 500 ml.
(7)   Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan di berikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral, tambahkan suplemen asam folat, vitamin , vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.

3.      Diet Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik (chronic kidnei disease ) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secaraa perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
a.       Tujuan diet
(1)   Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
(2)   Mencegah dan menurunkan kadar ureun darah yang tiggi (uremia).
(3)   Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4)   Mencegah atau mengurangi progrevisitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
(2)   Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB.
(3)   Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total di kurangi energi yang berasal dari protein dan lemak .
(5)   Natrium di batasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
(6)   Kalium di batasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia( kalium darah  > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
(7)   Cairan dibatasi, sebanyak jumlah urin sehari di tambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (+500 ml).
(8)   Vitamin cukup, bila perlu di berikan suplemen piridoksi, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.
13.         Diet Penyakit Gout Artritis
Gout adalah suatu penyakit artritis yang di sebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditadai dengan dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.

a.       Tujuan diet
Tujuan diet gout atritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
b.      Syarat diet
(1)   Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
(2)   Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15 % dari kebutuhan energi total.
(3)   Hindari bahan makanan sember protein yang mempunyai kandungan urin > 150 mg/100g.
(4)   Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebuutuhan energi total.
(5)   Karbohidrat dapat di berikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.
(6)   Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
(7)   Cairan di sesuaikan dengan urin yang keluar setiap hari.

14.         Diet Penyakit Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat di kontrol sehingga cepat meyebar.
a.       Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien.
(2)   Mencegah ataau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan.
(3)   Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare.
(4)   Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
b.      Syarat diet
(1)   Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk perempuan.
(2)   Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB.
(3)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
(5)   Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E.
(6)   Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
(7)   Bila imunitas menurun (leukosit > 10 ul ) atau pasien akan menjalani kemoterapi agresif, pasien harus mendapat makanan yang steril.
(8)   Poirsi makan kecil dan sering diberikan.

15.         Diet Penyakit HIV/AIDS
AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang di sebabkan oleh HIV yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh.
a.       Tujuan umum
(1)   Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
(2)   Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot.
(3)   Memenuhi semua kebutuhan energi dan semua zat gizi.
(4)   Mendorong perilaku sehat dan menerapkan diet, olahraga, dn relaksasi.
b.      Tujuan khusus
(1)   Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual,dan mutah.
(2)   Meingkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yag terlihat pada: pasien dapat di bedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap, da kesulita menelan.
(3)   Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
(4)   Mencegah penuruna berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
(5)   Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.
c.       Syarat diet
(1)   Energi tinggi, pada perhitugan kebutuhan energi, diperhatikan faktor sres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh.
(2)   Protein tinggi yaitu 1,1-1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
(3)   Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
(4)   Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 kali ( 150%) angka keukupan gizi yang dianjurkan (AKG), terutama vitamin A, , C, E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium.
(5)   Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna.
(6)   Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
(7)   Elektrolit.
(8)   Bentuk makanan di modifikasi sesuai dengan keadaan pasien.
(9)   Makanan di berikan dalam porsi kecil da sering.
(10)    Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.






BAB III
KESIMPULAN

            Diet adalah sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang ideal.
            Diet penyakit adalah salah satu usaha mengatur pola makan yang sehat dengan penyakit yang di derita agar cepat menuju angka kesembuhan dan mencegah penyakit itu kembali lagi.
Macam-macam penyakit yang di perlukan diet :
(1)        Diet pada tindakan bedah
(2)        Diet luka bakar
(3)        Diet komplikasi kehamilan
(4)        Diet penyakit hati dan kandung empedu
(5)        Diet penyakit diabetes melitus
(6)        Diet penyakit jantug dan pembuluh darah
(7)        Diet penyakit ginjal dan saluran kemih
(8)        Diet penyakit gout artritis
(9)        Diet penyakit kanker
(10)    Diet penyakit HIV/AIDS
Diet standar makanan khusus adalah :
(1)   Diet energi tinggi protein tinggi
(2)   Diet energi rendah
(3)   Diet garam rendah
(4)   Diet serat tinggi
(5)   Diet sisa rendah










DAFTAR PUSTAKA


Almatsier,sunita.penuntun diet edisi baru.jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2004