askep kasus gout artritis


LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan keperawatan pada Tn.M  dengan Gout artritis di Ruang Teuku Umar Rumah Sakit TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE telah disetujui pada:

Hari                 :
Tanggal           :
Tempat            :


                  



     KEPALA RUANGAN                                                               MAHASISWA


(                                         )                                                     (                                          )








KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M  DENGAN GOUT ARTRITIS DI RUANG TEUKU UMAR RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M  DENGAN GOUT ARTRITIS DI RUANG TEUKU UMAR RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

                                                                                       pantonlabu, 11 Februari 2017

                                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................... I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. II
DAFTAR ISI............................................................................................................................ III
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1
B.     TUJUAN PENULISAN ....................................................................................................... 2
C.     MANFAAT PENULISAN ................................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.      PENGERTIA........................................................................................................................ 3
B.       ETIOLOGI............................................................................................................................ 4
C.       PATHOFISIOLOGI............................................................................................................. 5
D.      MANIFESTASI KLINIS..................................................................................................... 5
E.       PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................................................... 7
F.        PENATALAKSANAAN..................................................................................................... 8

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.      PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN......................................................................... 9
B.       ANALISA DATA............................................................................................................... 15
C.       PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................. 16
D.      RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................... 16
E.       IMPLEMENTASI............................................................................................................... 17
BAB IV
PENUTUP
A.      KESIMPULAN................................................................................................................... 19
B.       SARAN .............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 20





BAB I

PENDAHULUAN GOUT ARTRITIS 

A.      LATAR BELAKANG GOUT ARTRITIS 

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel - sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan ±seperti hati, jantung, babat, dan limfa.

Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya dirimengalami sakit pada persendian.

B.      TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk Mengetahui Pengertian
2.      Untuk mengetahui Etiologi
3.      Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
4.      Untuk Mengetahui Patofisiologi
5.      Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
6.      Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik
7.      Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis
8.      Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
9.      Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan

C. MANFAAT PENULISAN         

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit Gout artritis agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik. Bagi pembaca diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gout arthritis lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout artritis. Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik. Bagi institusi kesehatan dapat menambah informasi tentang Gout artritis sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif.




BAB II

TINJAUAN TAORITIS GOUT ARTRITIS 


A. PENGERTIA GOUT ARTRITIS 

Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat (kristal mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Penyakit ini sering menyerang sendi metatarsophalangeal 1 dan prevalensinya lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan menyebabkan deformitas.

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan.

Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek renal yang mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.

Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai merupakan penya-kit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbul-kan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-an terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi risiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.

B. ETIOLOGI GOUT ARTRITIS 

Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
• Sickle cell anemia
• Kanker maligna
• Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.

C. PATOFISIOLOGI GOUT ARTRITIS 

Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses.
 Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan antara lain :
• Penurunan PH cairan ekstraseluler
• Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat
• Trauma jaringan
• Peningkatan kadar asam urat dari diet
Biasanya menyerang satu persendian, terjadi secara tak terduga, terjadi pada malam hari yang dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada level ini asam urat di dalam persendian menimbulkan respon inflamasi, selanjutnya leukosit Poli Morfo Nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-kristal urat yang menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim lisosom serta mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan. Hal ini menyebabkan sendi yang terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.
Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal tumit, sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut, jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai keluhan demam serta peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen rate.Serangan akut gout ini dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Hampir 60% penderita mengalami serangan ulang setelah satu tahun.

D. MANIFESTASI KLINIS GOUT ARTRITIS 

Secara klinis ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal. Yang penting diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada metatarsofalangeal digiti I, dan sebagainya.

Pada telinga misalnya, karena permukaannyayang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin, kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis, kalkaneus, dan sebagainya karena sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdirri dari kristal-kristal urat yang diklilingi oleh benda-benda asing yang meradang, termasuk sel-sel raksasa. Serangan seringkali terjadipada malam hari. Biasanya sehari sebelum pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah malam terbangun karena rasa sakit yang hebat sekali.

Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan, daan nyeri sekali bila disentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu, lalu menghilang. Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit, tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan tempat predileksi kedua untuk serangan ini.
Tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa dan jaringan lunak. Sering timbul tulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan menifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut pertama.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1. Mikrotofi, dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nekrosis
2. Pielonefritis kronis
3. Tanda-tanda arterosklerosis dan hipertensi
4. Tidak jarang ditemukan pada pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah,
Nefrolitiasis karena endapan asam urat tanpa adanya riwayat gout, yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uaratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari ini dan kemudian terbentuknya batu asam urat di ginjal.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG GOUT ARTRITIS 

1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 –
10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

F. PENATALAKSANAAN GOUT ARTRITIS 

Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.



BAB III
TINJAUAN KASUS

Pada tanggal 25 Januari 2017,  TN. M datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada sendi. Klien berumur 48 tahun dan mengatakan kesulitan bergerak akibat nyeri pada sendi. Aktivitas menjadi terbatas berhubungan dengan nyeri pada sendi dan keterbatasan bergerak. Menurut hasil observasi perawat badan klien tampak lemas dan dehidrasi, Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan daging sapi, bayam, teri dan sarden. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Tensi                   : 100/70 mmHg
Nadi                    : 68 x/menit
RR                       :  20x/menit
Suhu                    : 36,4 C
Keadaan umum   : Lemah

A. PENGKAJIAN  KEPERAWATAN GOUT ARTRITIS 

No. RM                       :  13106230
Ruang                          : Teuku umar
Tgl/ jam MRS              : 25 Januari 2017
Tgl pengkajian             : 25 januari 2017
Dignosa medis              : Gout Atritis
I. IDENTITAS
a.   Biodata Klien
Nama                     : TN. M
Jenis kelamin         : laki-laki
Umur                     : 48 tahun
Agama                   : Islam
Pekerjaan               : Tentara
Alamat                  : Asrama kodim
b.   Penanggung Jawab
Nama                                     : Ny.A
Jenis kelamin                        : Perempuan
Umur                                      : 40 tahun
Agama                                   : Islam
Pekerjaan                             : Wiraswasta
hubungan dengan klien     : Istri klien
alamat                                  : Asrama kodim

II. RIWAYAT KESEHATAN GOUT ARTRITIS 

a.       Keluhan Utama
Klien mengatakan lemas dan nyeri pada sendi.
b.      Riwayat Penyakit Sekarang
Klien menyatakan sudah nyeri sendi dari beberapa hari yang lalu sejak tanggal 19 januari 2017. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi daging sapi, bayam, teri dan sarden . Klien juga mengatakan badannya lemas.
c.       Riwayat Penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak pernah Masuk RS sebelumnya.
d.      Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit menurun lainnya.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

No
Pola Aktivitas
Di Rumah
Di RS
1.









2.










3.










4.







5.






Nutrisi
-          Makan




-          Minum



Pola Eliminasi
-          BAB




-          BAK




Aktivitas Fisik





Istirahat Tidur







Personal Hygiene
-          Mandi

-          Keramas
-          Gosok Gigi
-          Ganti Pakaian


-          3x/ hari dengan porsi sedang  Nasi, lauk, sayur


-          Air putih  ± 5 gelas/ hari (± 1000 cc)


-          1 x / hari, dengan konsisten lunak dan berwarna kuning


-          3 – 4x / hari ( ± 750 cc) berwarna jernih



-         
klien bekerja sebagai tentara dan waktu senggang biasanya digunakan klien untuk berkumpul bersama keluarganya

-         


klien tidur ± 7 jam / hari menggunakan kasur, bantal, guling, dengan penerangan terang


-         



2x/ hari



3x / minggu
-          2x / hari
-          2x / hari

-          3x/ hari dengan porsi sedang nasi, lauk, sayur


-          air putih ± 7 gelas / hari (± 1500 cc )


-          1 x / hari, dengan konsisten lunak dan berwarna kuning


-          6 – 7x / hari (± 1400 cc) berwarna kuning jernih



-          Klien hanya menghabiskan waktunya di tempat tidur







- Klien tidur ± 12 jam / hari menggunakan kasur dengan peneranga terang






-          1 x / hari


-          1x / hari
-          1x / hari
-          1x / hari 


IV. DATA PSIKOSOSIAL
a.       Status Emosi
Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian
b.      Konsep Diri
-     Body image
      Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai cobaan dari Tuhan
-     Self Ideal
      Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat berkumpul dengan keluarganya kembali.
-     Self Esteem
      Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan perawat
-     Role Performance
      Klien di rumahnya berperan sebagai ayah yang selalu ada buat keluarga
-     Self Identify
      Klien adalah seorang ayah dengan tiga orang anak dengan seorang istri
c.   Interaksi Sosial
      Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.
d.   Spiritual
      Klien beragama Islam.

V. PEMERIKSAAN FISIK 
a. Keadaan Umum      : Lemah
b. Kesadaran               : Composmentis
c. TTV                         :  - TD : 100/70 mmHg            - N : 68x/ menit
                                       -  RR : 20x/ menit                - Suhu : 36,4 º C
d. Kepala
- Ekspresi Wajah   : Tenang
- Rambut               :  Rambut beruban, persebaran merata, berminyak.
- Wajah                  : Simetris, tidak ada luka
- Mata                    : Sklera putih, Konjungtiva merah muda, dapat membuka mata secara spontan
- Hidung                : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada Secret.
- Mulut                  : Tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering
- Telinga               : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
                              :  Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis
e.       Thorax
- Inspeksi    : Simetris, tidak ada benjolan dan luka
- Palpasi      : Tidak ada nyeri tekan pada dada
- Perkusi      : Suara paru sonor, suara jantung dullnes
- Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur
f.       Abdomen
- Inspeksi     : Bentuk perut datar
- Auskultasi : bunyi usus 6x / menit
- Perkusi      : Suara timpani
- Palpasi      : Tidak ada pembesaran hepar
g.      Ekstermitas
- Atas              : Jari lengkap, terpasang infus RL pada tangan kanan
- Bawah           : Jari lengkap
h.      Genetalia  : Tidak dikaji

VI. DATA PENUNJANG
-      Asam urat            : 6.9 mg/dl
-      glukosa sewaktu  : 71 mg/dl
-      Cholesterol Total : 180 mg/dl
-      Trigliserida           : 93 mg/dl

VII.    TERAPI
-      Infus RL 20 tt/i
-      Injeksi Dexametason 1a/8j
        Novalgin           1a/8j
        Pumpisel  1a/h

VIII. DATA SENJANG
DS : 
- klien mengatakan nyeri pada sendi
-   klien mengatakan badannya terasa lemas
-   klien mengatakan aktivitasnya terganggu
-   klien mengatakan sebelumnya mengkonsumsi daging sapi, bayam, teri dan sarden

DO :
 - Keluhan utama Lemah dan nyeri sendi
- Suhu : 36,4 º C                   - TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 68 x / menit            - RR : 20 x /menit
-keterbatasan dalam menggerakkan kaki
- Mukosa bibir kering

B.  ANALISA DATA GOUT ARTRITIS 

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DS :
         Klien mengatakan kaki dan tangan terasa linu dan kesemutan terlebih saat melakukan aktivitas.
         Klien mengatakan sering terasa terganggu dengan sakitnya.
         Kadang sendi di tangan dan kaki juga terasa sakit

DO :
         Ketika pengkajian klien sering mengurut kakinya
         Hasil tes asam urat : 6.9 mg/dl
Kaku sendi
Hambatan mobilitas fisik
2
DS :
-          Klien mengatakan hanya tahu penyakitnya asam urat namun tidak tahu tentang yang lainnya tentang asam urat.
DO :
-          Klien tampak bertanya tentang asam urat
Kurangnya mengenal masalah penyakit
Kurangnya pengetahuan

C.  DIAGNOSA KEPERAWATAN GOUT ARTRITIS 

1.      Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kaku pada persendian.
2.      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.

D.  RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GOUT ARTRITIS 

NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kaku pada persendian.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan di harapkan klien :
-          Gerakan sendi klien kembali normal
-          Klien tidak mengeluhkan linu dan kesemutan
1. Monitor dari tanda – tanda inflamasi.

2. Berikan klien latihan ROM

3. Kontrol asam urat

4.      Motivasi untuk berobat ke puskesmas
1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya

2. Untuk melemaskan sendi
3. Mengetahui kadar asam urat klien.
4.      Berkolaborasi untuk pemberian obat klien
2
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 3 kali kunjungan diharapkan klien
1.Memberikan pendidikan kesehatan mengenai asam urat
-          Pengertian
-          Tanda dan gejala
-          Penyebab
-          Komplikasi
-          Pencegahan
-          Diit
2.      Motivasi klien untuk berobat ke puskesmas
1. Menambahkan pengetahuan klien tentang asam urat
2.      Berkolaborasi untuk pemberian obat

E.  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN GOUT ARTRITIS 

HARI/TGL
DIAGNOSA
INTERVENSI
EVALUASI
RABU,25 JANUARI 2017
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kaku pada persendian.
Membina hubungan saling percaya

2.     Mengkaji adanya inflamasi

3.     Mengontrol kadar asam urat

4.     Mengajarkan ROM

S :
-          Klien mengatakan kakinya masih linu dan sering kesemutan
-          Klien mengatakan masih belum ingat teknik yang diajarkan hanya ingat sedikit.
O :
-          Klien mempraktekkan ROM dengan bantuan perawat
-          UA : 6.9 mg/dl
A :
-          Asam urat klien tinggi
P :
-          Pendidikan kesehatan untuk pengetahuan klien
-          Lanjutkan mengajarkan klien untuk latihan ROM
- Motivasi klien untuk ke puskesmas
KAMIS,26 JANUARI 2017
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.

Melakukan pendidikan kesehatan mengenai asam urat :
·         Pengertian
·         Tanda dan gejala
·         Penyebab
·         Diit
S :
-          Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat.
O :
-          Klien dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan diit asam urat
A :
-          Pengetahuan klien bertambah tentang asam urat
P :
-          Pendidikan kesehatan tentang apa yang boleh dimakan dan tikdak boleh.
-          Motivasi klien untuk berobat ke puskesmas
JUM`AT,27 JANUARI 2017
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.

1.Mengontrol kadar asam urat
2.Mengevaluasi latihan ROM
3.Pendidikan kesehatan mengenai apa yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan.
S :
-          Klien mengatakan sudah pahan dengan penjelasan perawat
O :
-          Klien sudah bisa teknik ROM dengan bantuan perawat.
-          UA : 6.9 mg/dl
-          Klien dapat menyebutkan apa yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat
A :
-          Pengetahuan klien bertambah
P :
-          Evaluasi akhir









BAB IV
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

B.            SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1.      Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan gout artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
 2.      Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami gout artritis.
3.     Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan  keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta :  Salemba Medika.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima. Jakarta : Yarsif Watampone.

1 comments so far


EmoticonEmoticon