Tuberkulosis Paru (TBC)



tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi akibat Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru, dengan gejala yang sangat bervariasi.

PENYEBAB
    penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.

      penting untuk diperhatikan bahwa janin bisa tertular tuberkulosis dari ibunya selama masih dalam kandungan, sebelum, atau selama persalinan berlangsung (karena menghirup atau menelan cairan ketuban yang terinfeksi), atau setelah lahir ( karna menghirup udara yang terkontaminasi oleh percikan ludah yang yang terinfeksi. jika tidak diobati dengan antibiotik atau tidak divaksinansi, maka sekitar 50% bayi yang ibunya merupakan penderita tuberkulosis akan menderita penyakit ini pada tahun pertamanya.

GEJALA
     Gejala yang timbul pada bayi dan anak berupa :

  • demam
  • tampak mengantuk
  • tidak kuat mengisap
  • gangguan pernapasan
  • gagal berkembang (tidak menjadi penambahan berat badan)
  • pembesaran hati dan limpa karena organ ini menyaring bakteri tuberkulosis sehingga menyebabkan aktivasi sel-sel darah putih
sementara itu, gejala tuberkulosis yang timbul pada orang dewasa berupa :

  • batuk lebih dari 4 minggu, dengan atau tanpa dahat (sputum)
  • lemas
  • timbul gejala flu
  • berkeringat pada malam hari
  •  berat badan turun
  • demam ringan
  • nyeri dibagian dada
  • batuk darah


DIGNOSIS
diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

   gambaran gejala klinis TB paru berupa :
  • tahap asimtomatis
  • timbul gejala TB yang khas, kemudian stagnasi dan regresi
  • kakambuhan / feksaserbasi yang memburuk
  • gejala berulang dan menjadi kronis
pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
  • terdapat sekret disaluran napas dan ronki
  • tanda-tamda infiltrasi: suara napas yang redup, ronki basah
  • tanda-tanda adanya penarikan paru, diafragma, dan mediastinum dada
pada pemeriksaan laburatorium :

pemeriksaan darah rutin memperlihatkan bahwa laju endap darah/LED normal atau meningkat, serta terjadi limfositosis (limfosit tinggi).

pada foto toraks :
  • terdapat gambaran lesi dibagian atas paru atau segmen apikal lobus bawah
  • gambaran berawan (patcby) atau bercak (nodular) 
  • adanya kavitas tunggal atau ganda
  • adanya pengapuran atau kalsifikasi paru
  • gambaran menetap pada pemeriksaan beberapa minggu kemudian
  • gambaran milier
pemeriksaan dahak (sputum):
pemeriksaan sputum terhadap basil tahan asam (BTA) yang positif memastikan diagnosis TB paru.
namun pemeriksaan ini kurang sensitif karena hanya mendeteksi sekitar 30 hingga 70%

Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)
tes ini merupakan uji serologi imunoperoksidase menggunakan alat histogen imunoperoksidase staining untuk menentukan adanya imunoglobulin G (IgG) spesifik terhadap basil TB.

tes tuberkulin / mantoux
1. TB paru
  • BTA mikroskopis langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks TB, gejala klinis sesuai TB 
  • BTA mikroskopis langsung atau biakan (-), tetapi kelainan foto toraks dan gejala klinis sesuai TB, dan memberikan respons positif terhadap pengobatan awal TB, 
2. TB paru tersangka
     pemeriksaan BTA negatif atau belum ada, hasil atau proses pemeriksaan belum lengkap tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai dengan TB paru. pengobatan dengan anti-TB sudah dapat dimulai.
3. bekas TB (tidak sakit)
    terdapat riwayat TB dimasa lalu dengan atau tanpa pengobatan, gambaran rotgen norman atau abnornal, tetapi hasil foto serial stabil dan sputum BTA (-). keadaan ini tidak perlu diobati.

Baca juga
PENGOBATAN
   penanganannya dilakukan dengan memberikan obat anti TB (OAT). OAT harus diberikan dalam kombinasi setidaknya dua obat yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga.

     adapun OAT yang dapat diberikan :
  • bersifat bakterisid (membunuh kuman) isoniazid (INH), rifampisin (R), pirazinamid (z), streptomisin (s)
  • bersifat bakteriostatik (menghambat perkembangan kuman ):etambutol (E)
selain obat obat tersebut diatas, ada obat TB pilihan kedua yaang terdiri dari:
  • aminoglikosida lain (contoh amikasin, kanamisin)
  • golongan tionamid
  • fluokuinolon
  • slikoserin
  • asam paraamino salisilat (PAS)
PENGOBATAN PADA BAYI DAN WANITA HAMIL
jika seseorang wanita hamil menunjukkan hasil tes yang positif tetapi tanpa gejala dan hasil rotgen dadanya normal, maka akan diberikan isoniazid. namun pengobatan ini biasanya baru deberikan pada trisemester ketiga atau setelah persalinan karena adanya resiko kerusakan hatipada wanita hamil.
   jika seorang wanita hamil menunjukkan adanya gejala, maka dokter akan memberikan OAT isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin . selama ibu masih bisa menularkan penyakitnya, bayi  tidak boleh dirawat atau berada didekat ibu. sebagai tindakan pencegahan, maka bayi akan diberikan isoniazid. sementara itu, bayi yang menderita tuberkulosis akan diberikan isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid. jika infeksi sudah sampai ke otak, maka dokter akan memberikan kortikosteroid.

TERAPI PEMBEDAHAN
indikasi mutlak pembedahan :
  • semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetapi sputum tetap positif
  • pasien batuk darah masif yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
  • pasien dengan fustala bronkopleura dan empiema yang tidak dapt diatasi dengan cara konservatif
selain itu,ada pula indikasi relatif pembedahan yag berlaku pada :
  • pasien dengan sputum negatif dan batuk darah yang berulang
  • pasien dengan kerusakan 1 paru atau lobus dengan keluhan 
  • sisa kavitas yang menetap


PENCEGAHAN
tes tuberkolosis akan dilakukan secara rutin pada ibu hamil. hasil yang positif sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan rotgen dada. tes tuberkulin sering kali dilakukan pada bayi yang ibunya memberikan hasil tes positif.
jika seseorang diduga mederita tuberkulosis, maka akan dilakukan pembiakan cairan serebrospinal, cairan dari saluran pernapasan dan cairan lambung. untuk mengetahui adanya infeksi pada pru-paru, maka akan dilakukan rotgen dada. sementara itu, biopsi hati, kelenjar getah bening, atau paru paru dilakukan untuk memperkuat diagnosis.


EmoticonEmoticon