7 faktor yang memengaruhi tidur




Sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Sering kali faktor tunggal bukanlah satu satunya penyebab untuk masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis dan faktor lingkungan sering mengubah kualitas dan kuantitas tidur

1. Obat dan substansi.

    Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan disiang hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu. Obat yang diresepkan untuk tidur sering menyebabkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Lansia mengonsumsi berbagai obat untuk mengontrol atau mengobati penyakit kronis, dan efek gabungan beberapa obat bisa sangat mengganggu tidur. Salah satu substansi yang mendukung terjadinya tidur dibanyak orang adalah L-triptofan, protein alami yang ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging.

2. Gaya hidup.

    Rutinitas seseorang dapat memengaruhi pola tidur. Seorang individu yang bekerja secara rotasi (misalnya, 2 minggu siang hari diikuti oleh satu minggu malam hari) sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Sebagai contoh, jam internal tubuh diatur jam 11 malam, tetap jadwal kerja memaksa tidur jam 9. Individu hanya dapat tidur 3 atau 4 jam karena jam tubuh merasakan bahwa sudah waktunya untuk bangun dan aktif. Kesulitan mempertahankan kewaspadaan selama waktu kerja menghasilkan penurunan dan bahkan kinerja yang berbahaya setelah beberapa minggu bekerja di shift malam, jam biologis seseotang biasanya menyesuaikan diri. Perubahan lain dalam rutinitas yang mengganggu pola tidur meliputi melakukan pekerjaan berat yang tidak biasa, terlibat dalam kegiatan sosial sampai larut malam, dan mengubah waktu makan malam.

3. Pola tidur yang lazim.

    Pada abat sebelumnya, jumlih tidur malam yang dibutuhkan oleh warga negara AS telah menurun lebih dari 20% ( national sleep foundation, 2003 ), menunjukkan bahwa banyak orang amerika kurang tidur dan mengalami kantuk berlebihan disiang hari. Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga. Orang yang mengalami kurang tidur sebagai hasil dari aktivitas malam yang aktif atau janwal kerja yang diperpanjang, biasanya akan merasa mengantuk keesokan harinya.
Namun, merakan mampu mengatasi perasaan ini meskipun mengalami kesulitan melaksanakan tugas dan tetap memperhatikan. Kurang tidur yang kronis jauh lebih serius daripada kurang tidur sementara dan menyebabkan perubahan serius pada kemampuan untuk melakukan fungsi sehari-hari. Kantuk cenderung paling sulit diatasi selama melakukan tugas yang menetap. Sebagai contoh, kecelakaan kendaran tunggal yang berkaitan dengan sopir yang tertidur dalam kendaraan terjadi paling sering pada pokul 02.00 - 05.00 dini hari kerena kantuk yang terjadi ketika seseorang terjaga selama periode normal yang seharusnya mereka tidur.


4. Stres emosional.

    Khawatir atas masalah masalah pribadi atau situasi sering mengganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan fristasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras untuk dapat tidur, sering rerbangun selama siklus tidur, atau tidur terlalu lama. Stres yang berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak baik.

5. Lingkungan.

    Lingkungan fisik dimana seseorang tidur secara signifikan memengaruhi kemampuan untuk memulai dan tetap tidur. Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur nyenyak. Ukuran, kenyamanan, dan posisi tempat tidur memengaruhi kulaitas tidur. Jika seseorang biasanya tidur dengan individiu lain, maka tidur sendiri akan menyebabkannya terjaga. Di sisi lain, tidur dengan reman tidur yang gelisah atau mendengkur dapat mengganggu tidur

6. Latihan dan kekelahan

     Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat tidur dengan nyenyak, terutama jika kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenangkan, berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur memungkinkan tubuh untuk mendinginkan, mengurangi lelah, serta meningkatkan relaksasi. Namun, kelelahan yang berlebihan yang berasal dari pekerjaan yang melelahkan atau stres membuat sulit tudur. Ini adalah masalah umum bagi anak anak sekolah dasar dan remaja.

7. Makanan dan asupan kalori.

    Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang baik. Makan besar, berat, dan/atau makanan pedas pada malam hari sering mengakibatkan gangguan pencernaan yang mengganggu tidur. Kafein, alkohol, dan nikotin yang dikonsumsi dimalam hari menghasilkan insomnia. Kopi,teh,cola,dan coklat yang mengandung kafein dan xanthenes menyebabkan keadaan tidak dapat tidur. Pengurangan secara drastis atau mengindari zat zat ini merupakan strategi penting yang bisa digunakan untuk meningkatkan tidur. Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia. Pada bayi, elergi susu kadang menyebabkan bangun malam dan menangis atau kolik.
Sumber => buku fundamentals of nursing


EmoticonEmoticon